Cara Membangun Reputasi Website dan Penulis agar Dianggap Kredibel oleh Google

Jamey

Last Update:

blank

Dalam dunia SEO, reputasi bukan cuma soal siapa yang paling sering muncul di hasil pencarian, tapi siapa yang paling bisa dipercaya. Google ingin memastikan bahwa setiap halaman yang muncul di posisi atas bukan hanya relevan, tapi juga berasal dari sumber yang kredibel dan berpengalaman.

Reputasi ini bisa datang dari dua sisi, website secara keseluruhan dan penulis di balik kontennya. Keduanya punya peran besar dalam membangun kepercayaan, baik dari pengguna maupun dari algoritma Google.

Dalam Search Quality Evaluator Guidelines, reputasi disebut sebagai salah satu faktor penting dalam menilai Page Quality (PQ). Artinya, meskipun kontenmu sudah bagus, kalau reputasi situs atau penulisnya belum terbentuk dengan baik, kualitas keseluruhan halaman bisa dinilai lebih rendah.

Singkatnya, reputasi adalah pondasi kepercayaan. Tanpa itu, sulit bagi website atau penulis untuk dianggap “otoritatif” oleh Google, terutama di topik-topik sensitif seperti keuangan, kesehatan, atau informasi publik lainnya.

Apa Itu Reputasi Website dan Author dalam SEO?

Dalam panduan Google Search Quality Evaluator Guidelines, reputasi diartikan sebagai seberapa baik nama sebuah situs atau penulis dikenal dan dipercaya oleh publik serta komunitasnya. Reputasi ini mencerminkan kredibilitas, keahlian, dan rekam jejak seseorang atau sebuah brand dalam memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat.

Reputasi Website

Reputasi website berkaitan dengan bagaimana situs tersebut dipersepsikan secara keseluruhan. Apakah website ini dianggap tepercaya oleh penggunanya? Apakah banyak orang merekomendasikannya sebagai sumber informasi? Faktor seperti ulasan pengguna, liputan media, hingga seberapa sering situs lain menautkan ke website tersebut bisa menjadi penanda reputasi yang baik.

Contohnya, situs seperti Kompas, Detik, atau Tokopedia sudah punya reputasi kuat di bidangnya. Google pun lebih mudah mengenali kredibilitas mereka karena sinyal-sinyal kepercayaan itu sudah tersebar di banyak tempat.

Reputasi Author (Penulis)

Sementara itu, reputasi penulis berfokus pada individu yang membuat konten. Google ingin tahu siapa orang di balik tulisan, apakah ia punya pengalaman nyata, keahlian di bidangnya, dan rekam jejak publik yang bisa diverifikasi.

Misalnya, artikel kesehatan yang ditulis oleh seorang dokter tentu akan dinilai lebih kredibel dibanding tulisan serupa dari penulis anonim tanpa latar belakang medis. Begitu juga dengan artikel SEO yang ditulis oleh seorang praktisi yang sudah lama berkecimpung di dunia digital marketing; reputasinya bisa menjadi nilai tambah.

Hubungan Reputasi dengan E-E-A-T

Reputasi juga erat kaitannya dengan konsep E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness).

  • Experience (Pengalaman): Apakah penulis punya pengalaman langsung dengan topik yang dibahas?
  • Expertise (Keahlian): Apakah ia benar-benar paham dan berkompeten di bidang tersebut?
  • Authoritativeness (Otoritas): Apakah orang lain mengakui keahliannya?
  • Trustworthiness (Kepercayaan): Apakah informasi yang disajikan bisa dipercaya dan diverifikasi?

Jadi, reputasi adalah hasil dari konsistensi dalam menunjukkan E-E-A-T. Saat website dan penulis punya rekam jejak yang baik, Google akan lebih percaya, dan begitu juga pengguna yang membaca kontennya.

Kenapa Reputasi Jadi Penilaian Penting bagi Google

Google punya misi utama, menampilkan hasil pencarian yang paling membantu dan bisa dipercaya. Nah, reputasi jadi salah satu indikator utama untuk menilai apakah sebuah sumber layak mendapatkan tempat di hasil teratas.

Ketika seseorang mencari informasi, apalagi yang berkaitan dengan uang, kesehatan, atau keputusan penting (kategori YMYL),Google ingin memastikan bahwa pengguna tidak tersesat oleh informasi yang menyesatkan. Di sinilah reputasi memainkan peran penting: semakin tinggi reputasi, semakin tinggi tingkat kepercayaan Google.

  1. Kepercayaan Pengguna Jadi Prioritas
    Google melihat reputasi sebagai bentuk tanggung jawab. Website atau penulis dengan reputasi baik cenderung menyajikan informasi yang lebih akurat, transparan, dan bertanggung jawab. Ketika pengguna merasa aman dan percaya, itu juga meningkatkan nilai keseluruhan halaman di mata algoritma.
  2. Pembeda antara Situs Kredibel dan Anonim
    Banyak situs bisa menulis topik yang sama, tapi tidak semua punya kredibilitas yang sama. Misalnya, artikel kesehatan dari situs resmi rumah sakit tentu punya bobot lebih tinggi dibanding artikel dari blog tanpa identitas penulis yang jelas. Google Quality Raters juga mempertimbangkan hal ini, mereka mencari bukti reputasi lewat sumber eksternal, seperti ulasan pengguna, forum, berita, atau direktori profesional.
  3. Dampak Besar pada Konten YMYL
    Untuk topik YMYL (Your Money, Your Life), reputasi bukan sekadar nilai tambah, tapi sudah jadi keharusan. Website yang membahas keuangan, hukum, atau kesehatan tanpa otoritas yang jelas bisa langsung dinilai rendah oleh Google. Hal ini karena kesalahan informasi di topik tersebut bisa berdampak serius bagi pembaca.

Cara Membangun Reputasi Website

Membangun reputasi website bukan sesuatu yang instan. Butuh waktu, konsistensi, dan strategi yang tepat. Tapi kabar baiknya, reputasi bisa dibentuk dengan langkah-langkah yang realistis dan bisa kamu mulai dari sekarang. Berikut beberapa cara yang terbukti efektif untuk membangun reputasi website yang kuat di mata Google dan pengguna:

1. Buat Konten Berkualitas dan Konsisten

Konten adalah fondasi utama reputasi. Semakin sering website kamu menyajikan informasi yang bermanfaat, akurat, dan orisinal, semakin besar peluang untuk dianggap kredibel. Konsistensi juga penting, jangan hanya unggah satu artikel bagus lalu menghilang. Bangun ritme publikasi yang teratur agar website terlihat aktif dan serius.

2. Dapatkan Backlink dari Situs Terpercaya

Backlink ibarat “rekomendasi digital.” Jika situs lain yang punya reputasi baik menautkan ke kontenmu, Google menganggap itu sebagai sinyal kepercayaan. Namun, kualitas jauh lebih penting dari kuantitas. Satu tautan dari situs kredibel bisa lebih berharga dibanding puluhan tautan dari blog yang meragukan.

3. Tampilkan Halaman “Tentang Kami” dan “Kontak” yang Jelas

Google menilai transparansi sebagai bentuk kepercayaan. Pastikan website memiliki halaman About, Contact, dan bila perlu Kebijakan Privasi (Privacy Policy) yang mudah diakses. Di halaman “Tentang Kami”, ceritakan siapa kamu, apa tujuan situs ini, dan kenapa pengunjung bisa mempercayai informasi yang kamu sajikan.

4. Perkuat Branding Website

Branding bukan cuma soal logo atau desain, tapi juga soal kesan yang ditinggalkan. Gunakan nama domain yang profesional, tampilan situs yang rapi, dan tone tulisan yang konsisten. Google lebih mudah mengenali situs yang punya identitas kuat dan terlihat dikelola dengan serius.

5. Dorong Review dan Testimoni Positif

Untuk website bisnis atau layanan, ulasan pengguna bisa jadi salah satu faktor reputasi yang sangat kuat. Review positif di Google Business Profile, marketplace, atau media sosial bisa membantu membentuk persepsi yang baik di mata calon pelanggan, sekaligus sinyal kepercayaan tambahan untuk Google.

Cara Membangun Reputasi Author (Penulis)

Selain reputasi website, Google juga memperhatikan siapa orang di balik kontennya. Penulis yang dikenal berpengalaman, punya jejak publik yang jelas, dan sering diakui oleh situs lain, akan jauh lebih dipercaya. Nah, berikut cara membangun reputasi pribadi sebagai author di dunia SEO dan konten digital:

1. Tampilkan Profil Penulis di Setiap Artikel

Selalu sertakan author box di bawah artikel yang memuat nama, foto, dan bio singkat. Cantumkan juga bidang keahlian atau pengalaman yang relevan dengan topik tulisan. Contohnya, jika menulis tentang SEO, tuliskan posisi atau pengalamanmu di bidang tersebut, seperti “SEO Specialist dengan pengalaman 5+ tahun membantu bisnis lokal meningkatkan visibilitas di Google.”

2. Gunakan Kredensial atau Pengalaman Nyata

Google menyukai penulis yang benar-benar “tahu apa yang dibicarakan.” Jadi, tampilkan bukti nyata pengalamanmu: proyek yang pernah ditangani, sertifikasi, atau studi kasus yang bisa dibaca publik. Untuk topik non-teknis pun, pengalaman pribadi juga bisa jadi bukti experience yang valid, selama ditulis dengan jujur dan relevan.

3. Aktif di Platform Lain

Bangun kehadiran profesional di luar website, misalnya di LinkedIn, Medium, Substack, atau bahkan podcast dan webinar. Semakin sering namamu muncul di berbagai sumber kredibel, semakin mudah Google (dan manusia) mengenali kamu sebagai ahli di bidang tertentu.

4. Bangun Portofolio Tulisan yang Terhubung

Kalau kamu menulis di beberapa situs, usahakan semuanya menautkan ke profil utama kamu (misalnya halaman “Tentang Penulis” di blog pribadi). Ini membantu Google memahami bahwa semua tulisan tersebut berasal dari orang yang sama. Dengan begitu, reputasi kamu sebagai penulis bisa “terkumpul” dan semakin kuat dari waktu ke waktu.

5. Dapatkan Mention dari Situs atau Media Lain

Salah satu bukti reputasi terkuat adalah ketika pihak ketiga menyebut atau mereferensikan kamu sebagai sumber. Bisa berupa kutipan, wawancara, atau sekadar disebut dalam artikel orang lain. Ini menunjukkan bahwa kamu bukan hanya bicara di “lingkungan sendiri”, tapi juga diakui di luar sana.

Cara Google dan Pengguna Menilai Reputasi

Reputasi bukan sekadar klaim yang ditulis di halaman “Tentang Kami”. Baik Google maupun pengguna punya cara tersendiri untuk menilai seberapa tepercaya sebuah website atau penulis. Dalam Search Quality Evaluator Guidelines, hal ini disebut sebagai proses mencari bukti reputasi eksternal, sesuatu yang bisa diverifikasi di luar situs itu sendiri.

Berikut beberapa cara bagaimana reputasi biasanya dinilai:

1. Berdasarkan Sumber Pihak Ketiga

Google Quality Raters (penilai kualitas konten) tidak hanya menilai dari isi halaman, tapi juga mencari ulasan atau referensi eksternal. Mereka biasanya mengetikkan kueri seperti:

“nama situs” + “review”
“nama situs” + “scam”
“nama penulis” + “reputation”

Dari hasil tersebut, mereka bisa melihat apakah ada tanda-tanda positif (liputan media, penghargaan, testimoni) atau negatif (aduan pengguna, laporan spam, atau penipuan).

2. Melalui Review dan Ulasan Publik

Untuk bisnis atau website layanan, ulasan pelanggan di platform seperti Google Business Profile, Trustpilot, atau forum diskusi bisa sangat berpengaruh. Banyak review positif menandakan pengalaman pengguna yang baik, sinyal kuat bagi Google bahwa situsmu layak dipercaya.

3. Reputasi di Dunia Digital (Backlink dan Mention)

Ketika website kamu sering disebut atau ditautkan oleh situs lain yang kredibel, itu menjadi bukti sosial yang kuat. Google menganggap backlink dan brand mention sebagai tanda pengakuan. Semakin banyak sumber tepercaya yang menyebutmu, semakin tinggi nilai reputasimu di mata algoritma.

4. Aktivitas dan Kredibilitas Penulis

Untuk penulis, reputasi bisa dinilai dari seberapa aktif ia berbagi pengetahuan di luar situsnya sendiri. Artikel tamu, wawancara, atau bahkan testimoni di media sosial bisa memperkuat sinyal E-E-A-T. Jika nama penulis sering muncul di berbagai konteks yang relevan, Google akan lebih mudah mengenali dan mempercayainya.

5. Kesan Pengguna Saat Mengunjungi Situs

Reputasi tidak hanya dinilai dari luar, tapi juga dari pengalaman pengunjung. Website yang profesional, cepat diakses, minim iklan mengganggu, dan transparan soal siapa pengelolanya akan lebih mudah dipercaya. Sebaliknya, jika situs penuh pop-up, tidak punya identitas jelas, atau tampak asal-asalan, pengguna cenderung meragukan kredibilitasnya, dan Google pun bisa menilainya rendah.

Kesalahan Umum yang Bisa Merusak Reputasi

Membangun reputasi butuh waktu dan konsistensi, tapi menghancurkannya bisa terjadi dalam sekejap. Banyak pemilik website dan penulis yang tidak sadar telah melakukan hal-hal yang justru membuat kepercayaan pengguna (dan Google) menurun. Supaya tidak terjebak kesalahan yang sama, berikut beberapa hal yang sebaiknya dihindari:

  1. Membeli Backlink atau Menggunakan Jasa Link Spam
    Backlink memang penting untuk reputasi, tapi cara mendapatkannya juga harus alami. Praktik seperti membeli tautan massal, membuat jaringan PBN (Private Blog Network), atau menggunakan komentar spam di forum bisa berdampak buruk. Alih-alih membantu reputasi, cara ini justru bisa memicu penalti dari Google dan menurunkan kepercayaan terhadap domainmu.
  2. Menyalin atau Menjiplak Konten
    Konten hasil salinan dari situs lain bukan hanya melanggar etika, tapi juga bisa membuat reputasi website hancur. Google dapat dengan mudah mendeteksi duplikat konten, dan situs yang sering melakukannya berisiko kehilangan kredibilitas. Lebih baik tulis ulang dengan sudut pandang sendiri, tambahkan pengalaman pribadi, atau analisis unik agar tetap orisinal dan bernilai.
  3. Tidak Transparan tentang Identitas dan Tujuan Situs
    Website tanpa informasi siapa pengelolanya, tidak ada kontak jelas, atau halaman “Tentang Kami” kosong sering dianggap mencurigakan. Google dan pengguna sama-sama butuh kejelasan tentang siapa yang bertanggung jawab atas konten di situs tersebut. Transparansi sederhana seperti menampilkan nama tim, profil penulis, atau alamat kontak bisa meningkatkan rasa percaya.
  4. Terlalu Sering Mengubah Niche atau Arah Situs
    Perubahan fokus konten yang terlalu sering bisa membuat Google bingung tentang identitas website kamu. Misalnya, hari ini bahas SEO, minggu depan ganti ke parenting, lalu bulan berikutnya jual produk herbal, hal ini bisa menurunkan otoritas topikal. Google lebih mudah mempercayai situs dengan fokus yang konsisten dan punya keahlian yang jelas di satu bidang.
  5. Mengabaikan Ulasan Negatif
    Ulasan negatif bukan akhir dunia, tapi cara kamu menanggapinya bisa menentukan reputasi jangka panjang. Menghapus atau mengabaikan kritik justru bisa memperburuk citra. Lebih baik tanggapi secara profesional, tunjukkan bahwa kamu peduli dengan masukan pengguna, dan gunakan kritik itu untuk memperbaiki layanan atau kontenmu.

Reputasi yang baik tumbuh dari kombinasi antara kejujuran, konsistensi, dan tanggung jawab. Sekali rusak, memulihkannya butuh waktu lama, jadi lebih baik menjaga sejak awal dengan selalu mengedepankan kepercayaan dan integritas dalam setiap aktivitas online.

Penutup

Reputasi adalah pondasi kepercayaan dalam dunia SEO. Ia tidak terbentuk dari satu artikel viral atau satu backlink besar, melainkan dari konsistensi dalam memberikan nilai, transparansi, dan pengalaman positif bagi pengguna.

Website dan penulis yang punya reputasi baik cenderung bertahan lebih lama di hasil pencarian, karena Google melihatnya sebagai sumber yang bisa diandalkan. Sebaliknya, situs yang hanya fokus mengejar ranking tanpa membangun kredibilitas seringkali cepat naik, tapi juga cepat hilang.

Jadi, sebelum mengejar algoritma, pastikan kamu membangun kepercayaan jangka panjang, dari pengguna, dari komunitas, dan dari Google itu sendiri. Karena pada akhirnya, SEO bukan hanya tentang tampil di halaman pertama, tapi tentang menjadi sumber yang benar-benar dipercaya di bidangmu.

Bagikan:

Foto Profile Penulis Blog Jamey.id

Related Post