Kesalahan Umum dalam SEO yang Bikin Website Sulit Naik

Jamey

Last Update:

Ilustrasi Kesalahan Umum dalam SEO yang Bikin Website Sulit Naik

Pernah nggak, kamu udah capek-capek optimasi SEO, nulis artikel, pasang keyword, bahkan promosi sana-sini, tapi ranking website nggak juga naik? Kalau iya, kemungkinan besar ada “jebakan” SEO yang nggak sengaja kamu lakukan. Masalahnya, banyak kesalahan ini sifatnya halus dan sering nggak disadari, tapi efeknya bisa bikin kerja keras kita sia-sia.

SEO itu ibarat nanem pohon. Kalau akarnya kuat dan dirawat dengan benar, dia bakal tumbuh kokoh. Tapi kalau dari awal salah tanam atau salah rawat, ya tumbuhnya bakal susah, atau malah mati pelan-pelan.

Kali ini, kita bakal bahas kesalahan-kesalahan umum dalam SEO yang sering bikin website susah naik. Tujuannya simpel: biar kamu bisa menghindarinya sejak awal dan fokus ke strategi yang benar-benar efektif.

Kesalahan Umum dalam SEO

1. Tidak Melakukan Riset Keyword yang Tepat

Banyak pemilik website langsung nulis artikel berdasarkan “feeling” atau sekadar ikut tren yang lewat di timeline. Padahal, SEO itu mainnya di search demand, apa yang orang cari di Google, dan bagaimana kita bisa jadi jawabannya.

Kesalahan yang sering terjadi di sini antara lain:

  • Memilih keyword yang terlalu umum
    Misalnya, kamu punya toko kopi lalu target keyword “kopi”. Kedengarannya keren, tapi kompetisinya gila-gilaan, dan pengunjung yang datang belum tentu tertarik beli.
  • Mengabaikan search intent
    Search intent itu maksud di balik pencarian. Contoh: orang yang cari “cara membuat kopi latte” beda niatnya sama yang cari “mesin kopi terbaik 2025”. Kalau intent-nya nggak pas, trafik yang datang pun nggak akan menghasilkan apa-apa.

Kenapa ini jadi masalah?
Kalau keyword yang dipilih nggak sesuai target atau intent, Google susah paham relevansi website kita. Akhirnya, ranking sulit naik dan trafik yang datang pun nggak tepat sasaran.

Solusi singkat:

  • Gunakan tools seperti Google Keyword Planner, Ahrefs, atau Ubersuggest untuk melihat volume pencarian dan tingkat persaingan.
  • Perhatikan search intent sebelum memutuskan keyword.
  • Campurkan keyword utama dan keyword turunan (long-tail) untuk menjangkau lebih banyak peluang.

2. Konten Tipis (Thin Content)

Konten tipis itu bukan berarti jumlah katanya sedikit, tapi lebih ke minimnya nilai yang diberikan ke pembaca. Kadang artikelnya lumayan panjang, tapi isinya cuma muter-muter, nggak jelas jawabannya, atau malah hasil copas dari sumber lain tanpa tambahan insight.

Contoh nyata:

  • Artikel 300 kata yang cuma berisi definisi singkat dan dua paragraf pembuka tanpa penjelasan detail.
  • Artikel panjang 1.500 kata, tapi isinya cuma rephrasing dari 3 sumber tanpa ada data baru, contoh nyata, atau sudut pandang unik.

Kenapa ini jadi masalah?
Google sekarang pintar membedakan mana konten yang bener-bener membantu dan mana yang cuma “pemanis” buat SEO. Konten tipis bikin:

  • Pengunjung cepat kabur (bounce rate tinggi).
  • Google menilai situs kurang relevan atau kurang otoritatif.
  • Potensi ranking anjlok karena kalah sama kompetitor yang kontennya lebih lengkap dan bermanfaat.

Solusi singkat:

  • Fokus ke kualitas, bukan kuantitas. Lebih baik 1 artikel yang benar-benar mendalam daripada 5 artikel setengah matang.
  • Sertakan data, contoh, studi kasus, atau tips praktis.
  • Pastikan setiap artikel benar-benar menjawab pertanyaan atau masalah pembaca.

3. Optimasi On-Page yang Buruk

On-page SEO itu ibarat tata letak dan kebersihan toko kamu di dunia nyata. Kalau penataan berantakan dan informasi nggak jelas, pengunjung bakal bingung, dan Google pun susah mengerti isi toko kamu.

Kesalahan yang sering terjadi di sini:

  • Heading nggak terstruktur
    Semua teks dibuat sama rata tanpa H1, H2, H3 yang jelas. Akhirnya Google kesulitan membaca hierarki informasi.
  • Meta title & meta description diabaikan
    Padahal ini yang pertama kali dilihat orang di hasil pencarian. Kalau asal-asalan, peluang klik bakal turun.
  • Internal linking berantakan atau malah nggak ada
    Akibatnya, Google susah menelusuri halaman lain di website kamu, dan pembaca juga nggak punya jalur untuk eksplorasi lebih lanjut.

Kenapa ini jadi masalah?
Optimasi on-page yang buruk bikin Google kesulitan mengindeks konten dan memahami topik yang dibahas. Hasilnya, meskipun kontennya bagus, ranking tetap sulit naik.

Solusi singkat:

  • Pastikan setiap halaman punya struktur heading yang rapi (H1 untuk judul utama, H2/H3 untuk subtopik).
  • Buat meta title dan description yang menarik sekaligus mengandung keyword utama.
  • Gunakan internal link untuk menghubungkan artikel yang relevan, misalnya dari bagian ini bisa diarahkan ke artikel Panduan Optimasi On-Page SEO.

4. Keyword Stuffing

Keyword stuffing adalah praktik menjejalkan kata kunci secara berlebihan di dalam konten dengan harapan ranking lebih cepat naik. Contohnya:

“Kalau kamu cari jasa SEO murah, kami adalah jasa SEO murah terbaik untuk semua yang butuh jasa SEO murah.”

Baca sekali mungkin masih oke, tapi kalau diulang terus, pembaca jadi jengah, dan Google pun bisa menganggapnya spam.

Kenapa ini jadi masalah?

  • Merusak pengalaman pembaca karena teks jadi nggak natural.
  • Google sudah bisa mendeteksi pola ini dan memberi sinyal negatif untuk ranking.
  • Mengurangi kredibilitas website karena terkesan “maksa jualan”.

Solusi singkat:

  • Gunakan keyword secara natural di tempat yang relevan: judul, subjudul, paragraf pembuka, dan beberapa kali di isi konten.
  • Variasikan dengan synonym atau LSI keywords (kata-kata yang masih satu topik).
  • Fokus menulis untuk manusia dulu, mesin pencari kemudian.

5. Website Lambat dan Tidak Mobile-Friendly

Bayangin kamu mau masuk toko, tapi pintunya macet dan susah dibuka. Kemungkinan besar kamu bakal nyerah dan cari toko lain. Website yang lambat itu rasanya sama seperti itu, bikin orang males nunggu.

Masalah yang sering terjadi:

  • Gambar ukuran besar tapi nggak dikompres.
  • Hosting lemot atau server sering down.
  • Tema/plug-in terlalu berat.
  • Desain nggak responsif di layar HP, jadi pengunjung harus zoom in/out buat baca.

Kenapa ini jadi masalah?

  • Google sudah menjadikan page speed dan mobile usability sebagai faktor ranking.
  • User yang nunggu lebih dari 3 detik cenderung langsung kabur (bounce).
  • Traffic hilang sebelum mereka sempat baca konten atau klik apapun.

Solusi singkat:

  • Kompres gambar sebelum upload (pakai TinyPNG, ImageOptim, atau plugin optimasi gambar).
  • Gunakan hosting berkualitas yang stabil.
  • Pilih tema yang ringan dan responsif.
  • Cek performa website di Google PageSpeed Insights atau GTmetrix dan ikuti rekomendasinya.

6. Mengabaikan Technical SEO

Technical SEO itu ibarat fondasi rumah. Kalau fondasinya rapuh, mau cat temboknya semewah apapun, tetap gampang roboh. Banyak pemilik website fokus bikin konten dan promosi, tapi lupa ngecek “mesin” di balik layar.

Kesalahan yang sering terjadi:

  • Tidak membuat atau mengirimkan sitemap XML ke Google Search Console.
  • File robots.txt salah konfigurasi, malah memblokir halaman penting.
  • Ada banyak broken link (tautan rusak) yang dibiarkan.
  • Struktur URL berantakan dan nggak ramah mesin pencari.

Kenapa ini jadi masalah?

  • Google kesulitan merayapi dan mengindeks halaman website.
  • Halaman penting bisa hilang dari hasil pencarian.
  • Pengalaman pengguna terganggu kalau mereka ketemu halaman error 404.

Solusi singkat:

  • Buat sitemap XML dan kirimkan ke Google Search Console.
  • Pastikan file robots.txt hanya memblokir halaman yang memang nggak perlu diindeks.
  • Rutin cek broken link dan perbaiki (bisa pakai Screaming Frog atau Ahrefs).
  • Gunakan struktur URL yang singkat, jelas, dan mengandung keyword utama.

7. Mengabaikan Backlink Berkualitas

Backlink itu ibarat rekomendasi dari orang lain di dunia nyata. Kalau yang merekomendasikan kamu adalah tokoh terkenal di bidangnya, kredibilitasmu naik. Tapi kalau yang merekomendasikan justru orang nggak jelas, malah bisa bikin reputasi turun.

Kesalahan yang sering terjadi:

  • Fokus pada kuantitas backlink, bukan kualitas.
  • Membeli backlink spam dari situs tidak relevan.
  • Mengabaikan relevansi topik situs yang memberikan backlink.
  • Tidak membangun relasi atau outreach untuk mendapatkan backlink alami.

Kenapa ini jadi masalah?

  • Backlink dari situs spam bisa dianggap pelanggaran dan bikin ranking anjlok.
  • Backlink yang nggak relevan topiknya dianggap tidak berkualitas oleh Google.
  • Website kehilangan peluang membangun otoritas di mata mesin pencari.

Solusi singkat:

  • Prioritaskan backlink dari situs yang punya reputasi baik dan topik yang relevan.
  • Gunakan content marketing (guest post, infografis, riset data) untuk menarik backlink alami.
  • Pantau profil backlink secara rutin dengan Ahrefs, SEMrush, atau Google Search Console, lalu disavow jika ada backlink berbahaya.

8. Tidak Memantau & Menganalisis Hasil SEO

Banyak orang sudah rajin bikin konten, optimasi, bahkan bangun backlink, tapi nggak pernah ngecek apakah usahanya benar-benar menghasilkan. Akhirnya, strategi yang salah terus dijalankan, dan yang efektif malah nggak diulang.

Kesalahan yang sering terjadi:

  • Tidak menggunakan Google Search Console untuk melihat performa halaman dan kata kunci.
  • Mengabaikan data dari Google Analytics, sehingga nggak tahu dari mana traffic datang.
  • Tidak melakukan audit SEO rutin untuk menemukan masalah baru.

Kenapa ini jadi masalah?

  • Kesalahan SEO yang sama akan terus terulang.
  • Sulit mengukur ROI (return on investment) dari usaha SEO.
  • Website bisa ketinggalan tren atau kalah dari kompetitor yang lebih adaptif.

Solusi singkat:

  • Gunakan Google Search Console untuk memantau peringkat, CTR, dan error indeksasi.
  • Cek Google Analytics untuk melihat perilaku pengunjung.
  • Lakukan audit SEO minimal 1-2 kali setahun untuk evaluasi strategi.

Dampak Kesalahan-Kesalahan Ini terhadap Website

Kesalahan dalam SEO itu kayak lubang kecil di kapal. Awalnya mungkin nggak terasa, tapi lama-lama air masuk dan kapal bisa tenggelam. Begitu juga dengan website, satu atau dua kesalahan kecil yang dibiarkan bisa bikin performa turun drastis.

Beberapa dampak yang biasanya terjadi:

  1. Ranking Sulit Naik atau Malah Turun
    Google akan kesulitan menganggap website kamu relevan kalau optimasinya salah arah.
  2. Traffic Stagnan
    Walaupun update konten rutin, kalau SEO-nya salah, jumlah pengunjung bisa nggak berkembang sama sekali.
  3. Konversi Rendah
    Trafik yang datang tidak sesuai target atau search intent membuat penjualan atau leads minim.
  4. Boros Waktu & Tenaga
    Kamu bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk strategi yang sebenarnya nggak efektif.
  5. Reputasi Website Turun
    Konten tipis, backlink spam, atau halaman error bikin pengunjung nggak mau balik lagi.

Intinya: Kesalahan SEO bukan cuma soal ranking turun, tapi juga soal kehilangan peluang bisnis yang seharusnya bisa kamu dapatkan.

Penutup

SEO itu bukan soal siapa yang kerja paling keras, tapi siapa yang kerja dengan cara yang tepat. Banyak website mandek bukan karena pemiliknya malas, tapi karena tanpa sadar terjebak di kesalahan-kesalahan yang sudah kita bahas tadi.

Kabar baiknya, semua kesalahan itu bisa diperbaiki. Mulai dari riset keyword yang tepat, bikin konten yang bener-bener bermanfaat, optimasi on-page yang rapi, sampai rutin memantau performa, semuanya akan bikin langkah SEO kamu lebih terarah.

Jadi, sebelum terus nambah artikel baru atau promosi sana-sini, luangkan waktu buat audit website. Temukan dan perbaiki masalah yang bikin ranking susah naik. Ingat, memperbaiki fondasi seringkali jauh lebih efektif daripada membangun gedung di tanah yang rapuh.

Kalau mau mulai sekarang, kamu bisa cek dulu artikel utama aku tentang Apa Itu SEO? buat memastikan pondasi SEO-mu sudah benar dari awal. Setelah itu, barulah strategi lanjutan akan terasa hasilnya.

Bagikan:

Foto Profile Penulis Blog Jamey.id

Related Post