Sitemap sering dianggap remeh, padahal perannya cukup vital. Bayangin kalau website itu sebuah kota, sitemap adalah peta jalan yang nunjukin arah ke setiap sudutnya. Tanpa peta, pengunjung bisa bingung, dan mesin pencari pun butuh waktu lebih lama buat menemukan semua halaman.
Ada dua jenis sitemap yang paling sering dipakai: XML dan HTML. Keduanya punya fungsi berbeda tapi saling melengkapi. Sitemap XML membantu mesin pencari memahami struktur website, sementara sitemap HTML lebih ramah untuk pengunjung yang pengin menjelajahi isi situs dengan mudah.
Apa Itu Sitemap?
Secara sederhana, sitemap adalah daftar halaman yang ada di dalam sebuah website. Fungsinya mirip seperti daftar isi pada sebuah buku, membantu pembaca (dan juga mesin pencari) menemukan topik yang ingin dilihat tanpa harus membolak-balik seluruh isi.
Buat mesin pencari seperti Google, sitemap jadi panduan untuk merayapi halaman-halaman penting di sebuah website. Buat pengunjung manusia, sitemap membantu mereka menemukan halaman tertentu dengan lebih cepat, terutama kalau isi website sudah cukup banyak.
Singkatnya, sitemap itu adalah alat navigasi yang menghubungkan semua halaman penting dalam satu wadah, sehingga website lebih terstruktur dan tidak ada halaman yang terlewat untuk diindeks.
1. Sitemap XML
Sitemap XML adalah jenis sitemap yang khusus dibuat untuk mesin pencari. File ini berformat .xml
dan biasanya berisi daftar URL halaman penting dari sebuah website. Dengan adanya sitemap XML, Google bisa lebih mudah memahami struktur website dan menentukan halaman mana saja yang perlu diindeks.
Ciri-ciri Sitemap XML
- Berformat
.xml
dan hanya berisi kode. - Tidak ditujukan untuk dibaca manusia, tapi untuk mesin pencari.
- Umumnya berisi daftar URL lengkap dengan informasi tambahan seperti tanggal terakhir update, frekuensi update, dan prioritas halaman.
Fungsi Sitemap XML
- Membantu Google menemukan halaman baru atau update dengan lebih cepat.
- Menjadi panduan struktur website agar proses crawling lebih efisien.
- Mengurangi kemungkinan halaman penting terlewat untuk diindeks.
2. Sitemap HTML
Sitemap HTML adalah jenis sitemap yang dibuat khusus untuk pengunjung manusia. Bentuknya berupa halaman web yang berisi daftar tautan (link) menuju halaman-halaman penting di dalam website. Sitemap ini biasanya ditampilkan di bagian footer atau menu tambahan, sehingga mudah diakses siapa saja.
Ciri-ciri Sitemap HTML
- Berformat halaman web biasa dengan ekstensi
.html
. - Ditampilkan dalam bentuk daftar link yang bisa langsung diklik.
- Desainnya bisa disesuaikan agar sesuai dengan tampilan website.
Fungsi Sitemap HTML
- Memudahkan pengunjung menemukan halaman tertentu, terutama di website dengan banyak konten.
- Membantu user memahami struktur website secara cepat.
- Menjadi pelengkap navigasi, terutama jika menu utama terbatas.
Perbedaan Sitemap XML & HTML
Meskipun sama-sama disebut “sitemap”, sebenarnya keduanya punya tujuan dan cara kerja yang berbeda. Berikut perbedaan utamanya:
- Target Audiens
- XML: ditujukan untuk mesin pencari (Google, Bing, dll).
- HTML: ditujukan untuk pengunjung manusia.
- Format File
- XML: berupa file dengan ekstensi
.xml
yang penuh kode. - HTML: berupa halaman web biasa dengan ekstensi
.html
.
- XML: berupa file dengan ekstensi
- Fungsi Utama
- XML: membantu Google menemukan, memahami, dan mengindeks halaman.
- HTML: memudahkan pengunjung menjelajahi halaman penting di website.
- Keterbacaan
- XML: sulit dibaca manusia karena isinya kode.
- HTML: mudah dibaca karena tampilannya mirip daftar link biasa.
- Kapan Digunakan
- XML: penting untuk semua website, terutama yang punya banyak halaman.
- HTML: bermanfaat untuk website besar atau yang ingin mempermudah navigasi pengguna.
Apakah Website Harus Punya Keduanya?
Secara teknis, sitemap XML lebih wajib karena perannya langsung berkaitan dengan mesin pencari. Google bisa saja menemukan halaman tanpa sitemap, tapi prosesnya lebih lambat dan berisiko ada halaman penting yang terlewat. Jadi, punya sitemap XML ibarat memastikan Google selalu punya “denah resmi” website kamu.
Sementara itu, sitemap HTML sifatnya opsional. Tidak semua website membutuhkannya, terutama jika strukturnya sederhana dan navigasi utama sudah jelas. Tapi, untuk website dengan banyak konten atau kategori (misalnya blog besar atau e-commerce), sitemap HTML sangat membantu pengunjung agar tidak tersesat.
Jadi idealnya:
- Minimal punya sitemap XML.
- Tambahkan sitemap HTML jika website cukup besar dan ingin memberi navigasi tambahan untuk pengunjung.
Cara Membuat Sitemap XML
Ada beberapa cara praktis untuk membuat sitemap XML, tergantung platform website yang kamu pakai:
- Menggunakan Plugin SEO (WordPress)
- Jika kamu pakai WordPress, plugin SEO seperti Rank Math atau Yoast SEO otomatis membuatkan sitemap XML begitu plugin diaktifkan.
- Cukup aktifkan fiturnya di pengaturan plugin, lalu kamu bisa melihat sitemap di alamat seperti
namadomain.com/sitemap_index.xml
.
- Menggunakan Generator Online
- Ada banyak tools gratis di luar sana yang bisa membuat sitemap XML secara instan, misalnya XML-Sitemaps.com.
- Kamu tinggal masukkan URL website, lalu tool akan membuatkan file sitemap XML yang bisa kamu download dan upload ke server.
- Membuat Manual untuk Website Custom
- Jika websitenya tidak berbasis CMS, kamu bisa membuat file
.xml
secara manual. - Caranya dengan menuliskan daftar URL di dalam format XML standar, lalu menyimpannya sebagai
sitemap.xml
di root folder website.
- Jika websitenya tidak berbasis CMS, kamu bisa membuat file
Tips tambahan: pastikan sitemap bisa diakses secara publik agar Google bisa merayapinya dengan mudah.
Cara Membuat Sitemap HTML
Untuk membuat sitemap HTML, ada beberapa cara yang bisa dipilih tergantung kebutuhan dan platform website:
- Membuat Halaman Khusus di WordPress
- Buat halaman baru di WordPress dengan judul “Sitemap” atau “Peta Situs”.
- Isi halaman tersebut dengan daftar link menuju halaman, kategori, atau postingan penting.
- Cara ini paling fleksibel karena tampilannya bisa disesuaikan dengan desain website.
- Menggunakan Plugin WordPress
- Ada plugin seperti Simple Sitemap atau WP Sitemap Page yang bisa otomatis menampilkan daftar halaman dan postingan.
- Kamu hanya perlu memasukkan shortcode yang disediakan plugin ke halaman baru, dan sitemap HTML langsung muncul.
- Membuat Custom Page untuk Sitemap
- Jika websitenya tidak berbasis WordPress, sitemap HTML bisa dibuat manual dengan kode HTML sederhana.
- Isinya berupa daftar tautan yang diatur rapi, misalnya dalam bentuk list atau tabel.
Tips tambahan: letakkan link ke sitemap HTML di footer atau menu tambahan supaya mudah ditemukan pengunjung.
Cara Submit Sitemap XML ke Google Search Console
Setelah sitemap XML dibuat, langkah berikutnya adalah memberi tahu Google supaya bisa segera merayapi halaman-halaman di website kamu. Caranya cukup mudah:
- Login ke Google Search Console (GSC).
Masuk menggunakan akun Google yang sudah terhubung dengan website kamu. - Pilih Properti Website.
Pastikan kamu memilih domain yang benar, bukan properti lain yang tidak terkait. - Buka Menu “Sitemaps”.
Di bagian menu sebelah kiri, cari opsi Indexing → Sitemaps. - Masukkan URL Sitemap.
Contohnya:https://namadomain.com/sitemap_index.xml
. - Klik “Submit”.
Setelah dikirim, Google akan memproses dan mulai merayapi sitemap tersebut.
Tips tambahan: cek secara berkala di GSC apakah sitemap sudah sukses diproses atau ada error yang perlu diperbaiki.
Kesalahan Umum Terkait Sitemap
Meskipun terlihat sederhana, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat mengelola sitemap:
- Sitemap tidak update otomatis
Banyak yang membuat sitemap sekali saja tanpa memastikan ada pembaruan otomatis. Akibatnya, halaman baru tidak ikut terdaftar. - Halaman “noindex” ikut masuk
Sitemap seharusnya hanya berisi halaman penting yang ingin diindeks. Kalau halaman noindex ikut masuk, Google bisa bingung menentukan prioritas. - Sitemap terlalu besar atau berantakan
Google membatasi satu file sitemap maksimal 50.000 URL. Kalau website sangat besar, gunakan sitemap index untuk membagi beberapa file. - Tidak pernah dicek ulang di GSC
Banyak pemilik website submit sitemap sekali, lalu dibiarkan begitu saja. Padahal, perlu dicek rutin untuk memastikan tidak ada error. - Lokasi file sitemap tidak konsisten
Sitemap idealnya diletakkan di root domain (namadomain.com/sitemap.xml
). Kalau ditempatkan di folder aneh, bisa jadi Google kesulitan menemukannya.
Penutup
Sitemap, baik XML maupun HTML, punya peran penting dalam mempermudah navigasi website. XML lebih ditujukan untuk mesin pencari agar proses crawling dan indexing berjalan optimal, sementara HTML dibuat untuk membantu pengunjung menemukan halaman penting dengan cepat.
Kalau websitenya sederhana, sitemap XML saja sudah cukup. Tapi untuk website besar atau yang ingin memberikan pengalaman navigasi ekstra buat pengunjung, menambahkan sitemap HTML bisa jadi pilihan cerdas.
Intinya, sitemap bukan sekadar file tambahan, tapi bagian dari strategi Technical SEO yang memastikan website lebih terstruktur, ramah mesin pencari, dan nyaman bagi pengunjung. Jadi, jangan lupa cek apakah website kamu sudah punya sitemap yang berfungsi dengan baik.